Sabtu, 22 Desember 2012

Mimpi terindah :')

Hanya ada 1 barang yang zahra inginin di dunia ini. Cuma satu, satu doang. Gua itu dari dulu gak suka belanja, gak suka shoping kaya cewe lainnya. Gua juga gak pernah silau sama perhiasan, pake cincin atau gelang atau kalung atau anting aja dari dulu gua gak betah. Emas, perak, berlian dan apapun itu gua gak begitu tertarik. Dan ini........ dari kecil dari dulu hingga sekarang masih aja suka sama barang ini. Gak pernah berpaling deh, sampe kebawa mimpi :') Mau tau barangnya gak? Kalo gak mau tau yaudah. Tapi sekedar kasih tau aja nih.. Barang terindah pertama yang paling gua sukain di dunia ini adalah..




Yap!! Ini dia.. kamera digital LSR canon

EOS 600D Kit I (EF S18-55 IS II)

Rp 7,225,000.00 

 Rincian:

The EOS 600D is powered by an 18-megapixel high image quality CMOS sensor and the powerful DIGIC 4 image processor. Features like Scene Intelligent Auto, Basic+ and Feature Guide make it simple to achieve full control over creative functions. The advanced Creative are integrated into the EOS 600D, as well as Full HD video recording and Video Snapshot.
  • 18.0 megapixel APS-C size CMOS sensor
  • ISO 100-6400, expandable to 12800
  • Full HD recording in 24, 25 and 30fps


Kenapa gua pilih kamera ini menjadi barang yang paling gua pengenin selama 14 tahun gua bernafas? karena dari gua kecil banget sampe segede ini gua itu hobi bangetttttttt sama yang namanya memotret. Dan alhamdulillah, gak sedikit orang yang bilang kalo hasil jepretan foto gua tuh bagus :D Udah hobi, suka, ada bakat lagi ^_^ amin amin deh.... Gua harap, gua bisa jadi photographer handal kalo udah besar nanti :)

Sebenernya cita cita gua tuh jadi dokter kalo engga bidan. Gua berniat insyaAllah menolong orang di desa pedaleman yang gak banyak media pengobatan disana-_- gua suka banget sama yang namanya nolong orang. Kalo kita udah berhasil nolong orang, berarti kita tuh telah berguna di dunia ini :D Dan gua harap, gua bisa mewujudkan itu.

Eh iya, kembali ke tentang kamera nih. Jadi kalo gua udah punya tuh kamera pake uang tabungan gua sendiri, gua ngebantu ibu2 bersalin dari profesi gua menjadi dokter, setelah itu berhasil... gua pengen foto sama dede bayi yang baru dilahirkan ke dunia ini pake kamera yang gua idamin itu ^^ aaa alangkah indah ngebayanginnya.. Mungkin menurut kalian ini sepele, tapi menurut gua ini luar biasa :D

Doain gua ya guys agar gua bisa kesampean beli tuh kamera dan bisa wujudun keinginan gua itu :) Semoga deh.. InsyaAllah :) amin..

Udah sampe sini dulu ya kawan, udah ngantuk nih yang ngetik hehe :)
Sayang umi, keluarga, curly wearly, EmpatEmpatSamaAja, NineFaroize, pembaca blog yang di rahmati Allah.. dan Pakle Sandy^^

Wassalamu'alaikum Wr.. Wb

Selasa, 18 Desember 2012

MICHAEL HEART – WE WILL NOT GO DOWN



A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Speak Up - Jangan Pernah
  
Saat teringatkan dirimu
Bagai bunga di musim semi
Tersenyum menatap indahnya dunia
Yang slalu temani diriku
Dan temani setiap langkahku
Berdua kita lewati semua

Percayalah padaku
Aku bukan seperti aku yang dulu lagi
Ku kan mengerti dirimu
Hapus cerita lalu dan cobalah
Untuh selalu mencintaiku
Cintaiku...
Dan jangan pernah
Lari dariku
Ingatlah ku kan slalu untukmu
Slalu disampingmu
Menemani setiap mimpi mu
Dah takkan pernah
Jauh darimu
Walau hanya tuk sesaat saja
Aku takkan bisa
Jangan pernah

Sabtu, 17 November 2012

KEADAAN RUH SETELAH MATI

Photo: KEADAAN RUH SETELAH MATI

Seperti apakah sebenarnya kondisi ruh kita nanti? Jawabannya adalah Wallahu a’lam. Namun demikian, Allah Subhanahu Wa ta'ala memberikan sedikit gambaran dan penjelasan melalui Hadis-hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam.

Berkaitan dengan ruh ini Allah Subhanahu Wa ta'ala berfirman:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”

Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah Subhanahu Wa ta'ala hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam menerangankan berkaitan dengan ruh:

1. “Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim)

2. “Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid)

3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

“Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi WassalamW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam? Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).

4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

“Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).

5. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

a. “Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).

b. “Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl).

6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturunan mereka yang shaleh.

“Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun. Setiap orang terkait dengan apa yang telah dia kerjakan.” (QS At-Thur: 21)

Hadist tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya.

Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah Subhanahu Wa ta'ala sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.

"Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan ".(QS Al-Mu'minun: 100)

Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.

SEBUAH KISAH

Al-Fadhel bin Muaffaq disaat ayahnya meninggal dunia, sangat sedih sekali dan menyesalkan kematiannya. Setelah dikubur, ia selalu menziarahinya hampir setiap hari. Kemudian setelah itu mulai berkurang dan malas karena kesibukannya.

Pada suatu hari dia teringat kepada ayahnya dan segera menziarahinya. Disaat ia duduk disisi kuburan ayahnya, ia tertidur dan melihat seolah-olah ayahnya bangun kembali dari kuburan dengan kafannya. Ia menangis disaat melihatnya.

Ayahnya berkata : “wahai anakku kenapa kamu lalai tidak menziarahiku?

Al-Fadhel berkata : “Apakah kamu mengetahui kedatanganku? ”

Ayahnya pun menjawab : “Kamu pernah datang setelah aku dikubur dan aku mendapatkan ketenangan dan sangat gembira dengan kedatanganmu begitu pula teman-temanku yang di sekitarku sangat gembira dengan kedatanganmu dan mendapatkan rahmah dengan doa-doamu”.
Mulai saat itu ia tidak pernah lepas lagi untuk menziarahi ayahnya .

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda : "Aku dulu melarang kamu berziarah kubur. Sekarang, aku anjurkan melakukannya, agar KALIAN INGAT MATI". (HR. Abu Daud)

Lalu apa yg terjadi sekarang, justru orang berziarah karena bukan untuk INGAT MATI tapi TAKUT HIDUP, yaitu dengan cara meminta-minta kepada ahli kubur agar dimudahkan rejeki , jodoh, diselesaikan masalah, dll. apa yang dilakukan ini termasuk musyrik/syirik.

Ingat, berziarah bukan satu-satunya cara bagi kita untuk MENGINGAT MATI, karena banyak cara yang Rasulullah ajarkan kepada kita. Misalnya, kita melakukan sholat, shaum, berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orangtua, komitmen dan amanah dalam pekerjaan dst, sesungguhnya hal-hal tsb merupakan kesadaran diri, bahwa kita INGAT MATI dan itulah yang harus kita lakukan saat masih hidup.

ADAB BERZIARAH

1. Mengucapkan Salam.
“Assalamu’alaikum ahladdiyar minal mukminin wal muslimin wa innaa insyaa Allahu bikum lahikuuna nasalullaha walakumul ‘afiyat” (HR. Ahmad dan Muslim)

2. Berjalan pelan, berpakaian sopan dan tidak gaduh atau berisik apalagi tertawa-tawa.

3. Berdoa untuk keselamatan ahli kubur, bisa juga membaca doa dari bacaan shalat jenazah.

4. Dilarang melangkahi kubur, menginjak kubur, berdiri diatas kubur atau duduk diatas kubur.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menginjak bara api atau pedang itu lebih aku sukai daripada menginjak kubur seorang muslim.” (HR. Muslim dan HR. Ibnu Majah)

5. Dilarang berdialog / ngobrol dengan ahli kubur.

Berziarah merupakan suatu hikmah dari Allah dan sunah Rasulullah yang baik, terpuji dan patut dingat maknanya se dalam-dalamnya agar bisa mengingatkan diri kita bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian dan kematian itu bukanlah akhir dari perjalanan hidup seseorang melainkan awal dari segalanya.

Sumber: Moslem Power - In the Name of Allah, the Merciful, the Most Merciful

Wallahua'lam
Barakallahufikum ...

>> Motivasi & Inspirasi Indonesia

.السلام عليكم
Seperti apakah sebenarnya kondisi ruh kita nanti? Jawabannya adalah Wallahu a’lam. Namun demikian, Allah Subhanahu Wa ta'ala memberikan sedikit gambaran dan penjelasan melalui Hadis-hadis Rasulullah Shallallahu 'Al
aihi Wassalam.

Berkaitan dengan ruh ini Allah Subhanahu Wa ta'ala berfirman:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”

Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah Subhanahu Wa ta'ala hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam menerangankan berkaitan dengan ruh:

1. “Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim)

2. “Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid)

3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

“Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi WassalamW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam? Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).

4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

“Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).

5. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:

a. “Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).

b. “Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl).

6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturunan mereka yang shaleh.

“Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun. Setiap orang terkait dengan apa yang telah dia kerjakan.” (QS At-Thur: 21)

Hadist tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya.

Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah Subhanahu Wa ta'ala sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.

"Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan ".(QS Al-Mu'minun: 100)

Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.

SEBUAH KISAH

Al-Fadhel bin Muaffaq disaat ayahnya meninggal dunia, sangat sedih sekali dan menyesalkan kematiannya. Setelah dikubur, ia selalu menziarahinya hampir setiap hari. Kemudian setelah itu mulai berkurang dan malas karena kesibukannya.

Pada suatu hari dia teringat kepada ayahnya dan segera menziarahinya. Disaat ia duduk disisi kuburan ayahnya, ia tertidur dan melihat seolah-olah ayahnya bangun kembali dari kuburan dengan kafannya. Ia menangis disaat melihatnya.

Ayahnya berkata : “wahai anakku kenapa kamu lalai tidak menziarahiku?

Al-Fadhel berkata : “Apakah kamu mengetahui kedatanganku? ”

Ayahnya pun menjawab : “Kamu pernah datang setelah aku dikubur dan aku mendapatkan ketenangan dan sangat gembira dengan kedatanganmu begitu pula teman-temanku yang di sekitarku sangat gembira dengan kedatanganmu dan mendapatkan rahmah dengan doa-doamu”.
Mulai saat itu ia tidak pernah lepas lagi untuk menziarahi ayahnya .

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda : "Aku dulu melarang kamu berziarah kubur. Sekarang, aku anjurkan melakukannya, agar KALIAN INGAT MATI". (HR. Abu Daud)

Lalu apa yg terjadi sekarang, justru orang berziarah karena bukan untuk INGAT MATI tapi TAKUT HIDUP, yaitu dengan cara meminta-minta kepada ahli kubur agar dimudahkan rejeki , jodoh, diselesaikan masalah, dll. apa yang dilakukan ini termasuk musyrik/syirik.

Ingat, berziarah bukan satu-satunya cara bagi kita untuk MENGINGAT MATI, karena banyak cara yang Rasulullah ajarkan kepada kita. Misalnya, kita melakukan sholat, shaum, berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orangtua, komitmen dan amanah dalam pekerjaan dst, sesungguhnya hal-hal tsb merupakan kesadaran diri, bahwa kita INGAT MATI dan itulah yang harus kita lakukan saat masih hidup.

ADAB BERZIARAH

1. Mengucapkan Salam.
“Assalamu’alaikum ahladdiyar minal mukminin wal muslimin wa innaa insyaa Allahu bikum lahikuuna nasalullaha walakumul ‘afiyat” (HR. Ahmad dan Muslim)

2. Berjalan pelan, berpakaian sopan dan tidak gaduh atau berisik apalagi tertawa-tawa.

3. Berdoa untuk keselamatan ahli kubur, bisa juga membaca doa dari bacaan shalat jenazah.

4. Dilarang melangkahi kubur, menginjak kubur, berdiri diatas kubur atau duduk diatas kubur.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menginjak bara api atau pedang itu lebih aku sukai daripada menginjak kubur seorang muslim.” (HR. Muslim dan HR. Ibnu Majah)

5. Dilarang berdialog / ngobrol dengan ahli kubur.

Berziarah merupakan suatu hikmah dari Allah dan sunah Rasulullah yang baik, terpuji dan patut dingat maknanya se dalam-dalamnya agar bisa mengingatkan diri kita bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian dan kematian itu bukanlah akhir dari perjalanan hidup seseorang melainkan awal dari segalanya.

Sumber: Moslem Power - In the Name of Allah, the Merciful, the Most Merciful

Wallahua'lam
Barakallahufikum ...

>> Motivasi & Inspirasi Indonesia

Hormat kami kepada Pembaca :D ~Fatia Wardhani

( RENUNGAN ) MENYIKAPI GELOMBANG MASALAH

Photo: ( RENUNGAN ) MENYIKAPI GELOMBANG MASALAH - Hidup tak selalu merasa bahagia dan bahagia. Ada kalanya Allah mencobakan pada diri kita, untuk bertemu dengan episode fitnah, kebencian dan efek samping dari rasa iri pada diri orang lain yang tak menyukai kita. Hal itu kadang mau tak mau memaksa diri untuk harus melaluinya, walau dengan bagaimana rasanya hati dan keadaan logika. Dan bagaimanakah sikap terbaik bagi kita saat harus menjadi pelakon dari semua itu? Seluruh rentetan polusi fitnah yang mampir di telinga, akan dengan mudah pergi, sebelum mereka meninggalkan bekas jejak mereka di hati orang - orang yang selalu Mengingat kebesaran dan Maha sempurnanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan ketika mereka berbuat salah dan menyakiti sesama, sebelum orang lain menghujat dan menjelaskan tentang kesalahannya, maka hati nuraninya sendiri yang akan mengingatkan dan menghukumnya. Maka dari itu, dengan mudahnya pula, meluncur kata maaf seraya tekad kuat untuk memperbaiki kesalahannya.

Dan semua hanyalah masalah waktu. Waktu yang akan menguji keseriusan seseorang tentang seberapa benar yang telah dikatakannya benar. Dan waktu pula yang akan menjawab, tentang kamuflase kebenaran yang memang pada awalnya ditunjukkan sebagai benar, apakah tetap benar, dan atau berakhir dengan sebaliknya. Akhirnya, waktu pula yang akan memberi kesimpulan akhir tentang suatu pendapat kita.

Lalu, mengapa kita masih harus bersedih dengan sebuah fitnah atau perkiraan manusia yang hanya berdasar pada referensi pikiran dan indra mereka yang sangat terbatas. Dan sudahkah kita mendahulukan ridho Allah dan pendapatNya, atas sesuatu yang kita perbuat atau kita ucapkan?

Sejarah telah mengukir sebuah kisah mulia, dari pribadi yang dirindukan oleh surga, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, yang dari beliau kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dari sebaik- baiknya panutan. Tak terkecuali tentang keanggunan dan kedamaian beliau dalam menghadapi fitnah, kebencian, permusuhan, dan hal - hal negatif lain yang digariskan Allah untuk menjadi cobaan dalam hidupNya. 

Dan kemuliaan itu terwujud dalam indahnya akhlak beliau yang seakan menjadi mutiara dalam hati orang beriman. Mutiara tentang ketinggian budi, yang membedakannya dengan sebuah batu. Mutiara yang bisa tetap muncul dan bersinar, walaupun dia dipaksa untuk ditenggelamkan dalam lumpur. Dan jadilah nama beliau terabadikan hingga akhir jaman, sebagai seorang pribadi yang identik dengan mulia, sesosok manusia yang disegani lawan dan di hormati kawan, dan bahkan sangat dirindukan surga. 

Semua adalah karena kesholehan beliau, serta akses kuat hatiNya yang selalu bergantung penuh kepada yang Maha Hidup, Dan yang maha melihat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tiada sama sekali kekhawatiran akan predikat penyair gila, tukang sihir, dan atau pendusta, yang telah disematkan kepada beliau dari orang- orang kafir. Yang beliau Lakukan hanyalah percaya, mengemban risalahnya akan menuai fitnah dan tidak disukai kebanyakan manusia, ini berlaku kepada semua utusan Allah dan pengikutnya semua adalah bagian dari rencana dikala mereka menyerukan untuk tunduk kepada Allah dan memilih jalan hidup yang Allah redhoi yaitu Al Islam, seperti yang telah Allah firmankan dalam Al Quran yang mulia, 

"Katakanlah (Muhammad), tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman." (QS. At Taubah: 51). 

Ini berlaku kepada mereka yang mencintai Allah dengan sebenarnya, menjadikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam sebagai teladan dan pemimpin sebaik-baiknya didunia dan akhirat. Segala ujian akan nyata dengan cahaya ilmu, dimana ia bisa membedakan yang benar dan salah. Dimana ia bisa membedakan ketinggian Islam sebagai genggaman jalan kehidupan diseluruh dimensi kehidupan. Amanah sebagai khalifahnya didunia, akan diminta pertanggung jawaban, baik dari seluruh panca indera, apakah sesuai dengan perintah-Nya dalam Al Qur'an dan As Sunnah.

.السلام عليكم
( RENUNGAN ) MENYIKAPI GELOMBANG MASALAH - Hidup tak selalu merasa bahagia dan bahagia. Ada kalanya Allah mencobakan pada diri kita, untuk bertemu dengan episode fitnah, kebencian dan efek samping dari rasa iri pada diri orang lain yang tak
menyukai kita. Hal itu kadang mau tak mau memaksa diri untuk harus melaluinya, walau dengan bagaimana rasanya hati dan keadaan logika. Dan bagaimanakah sikap terbaik bagi kita saat harus menjadi pelakon dari semua itu? Seluruh rentetan polusi fitnah yang mampir di telinga, akan dengan mudah pergi, sebelum mereka meninggalkan bekas jejak mereka di hati orang - orang yang selalu Mengingat kebesaran dan Maha sempurnanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan ketika mereka berbuat salah dan menyakiti sesama, sebelum orang lain menghujat dan menjelaskan tentang kesalahannya, maka hati nuraninya sendiri yang akan mengingatkan dan menghukumnya. Maka dari itu, dengan mudahnya pula, meluncur kata maaf seraya tekad kuat untuk memperbaiki kesalahannya.

Dan semua hanyalah masalah waktu. Waktu yang akan menguji keseriusan seseorang tentang seberapa benar yang telah dikatakannya benar. Dan waktu pula yang akan menjawab, tentang kamuflase kebenaran yang memang pada awalnya ditunjukkan sebagai benar, apakah tetap benar, dan atau berakhir dengan sebaliknya. Akhirnya, waktu pula yang akan memberi kesimpulan akhir tentang suatu pendapat kita.

Lalu, mengapa kita masih harus bersedih dengan sebuah fitnah atau perkiraan manusia yang hanya berdasar pada referensi pikiran dan indra mereka yang sangat terbatas. Dan sudahkah kita mendahulukan ridho Allah dan pendapatNya, atas sesuatu yang kita perbuat atau kita ucapkan?

Sejarah telah mengukir sebuah kisah mulia, dari pribadi yang dirindukan oleh surga, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, yang dari beliau kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dari sebaik- baiknya panutan. Tak terkecuali tentang keanggunan dan kedamaian beliau dalam menghadapi fitnah, kebencian, permusuhan, dan hal - hal negatif lain yang digariskan Allah untuk menjadi cobaan dalam hidupNya.

Dan kemuliaan itu terwujud dalam indahnya akhlak beliau yang seakan menjadi mutiara dalam hati orang beriman. Mutiara tentang ketinggian budi, yang membedakannya dengan sebuah batu. Mutiara yang bisa tetap muncul dan bersinar, walaupun dia dipaksa untuk ditenggelamkan dalam lumpur. Dan jadilah nama beliau terabadikan hingga akhir jaman, sebagai seorang pribadi yang identik dengan mulia, sesosok manusia yang disegani lawan dan di hormati kawan, dan bahkan sangat dirindukan surga.

Semua adalah karena kesholehan beliau, serta akses kuat hatiNya yang selalu bergantung penuh kepada yang Maha Hidup, Dan yang maha melihat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tiada sama sekali kekhawatiran akan predikat penyair gila, tukang sihir, dan atau pendusta, yang telah disematkan kepada beliau dari orang- orang kafir. Yang beliau Lakukan hanyalah percaya, mengemban risalahnya akan menuai fitnah dan tidak disukai kebanyakan manusia, ini berlaku kepada semua utusan Allah dan pengikutnya semua adalah bagian dari rencana dikala mereka menyerukan untuk tunduk kepada Allah dan memilih jalan hidup yang Allah redhoi yaitu Al Islam, seperti yang telah Allah firmankan dalam Al Quran yang mulia,

"Katakanlah (Muhammad), tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman." (QS. At Taubah: 51).

Ini berlaku kepada mereka yang mencintai Allah dengan sebenarnya, menjadikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam sebagai teladan dan pemimpin sebaik-baiknya didunia dan akhirat. Segala ujian akan nyata dengan cahaya ilmu, dimana ia bisa membedakan yang benar dan salah. Dimana ia bisa membedakan ketinggian Islam sebagai genggaman jalan kehidupan diseluruh dimensi kehidupan. Amanah sebagai khalifahnya didunia, akan diminta pertanggung jawaban, baik dari seluruh panca indera, apakah sesuai dengan perintah-Nya dalam Al Qur'an dan As Sunnah.

.
Hormat kami kepada para pembaca setia :D

♥ Kadang, Jodoh Memang di Rahasiakan ♥

السلام عليكم
Photo: ♥ Kadang, Jodoh Memang di Rahasiakan ♥

Mengapa Allah merahasiakan jodoh mu, sedangkan engkau merasa perlu untuk segera mengetahuinya???

Allah Maha Tahu atas apa yang Dia rencanakan

Boleh jadi, sesuatu yang menurutmu itu perlu disegerakan, bagi Allah justru harus ditangguhkan

Boleh jadi, waktu perjodohan yang engkau rencakanan itu paling ideal bagimu, tetapi Allah memiliki rencana lain bertepatan dengan waktu yang engkau inginkan

Boleh jadi, ciri-ciri dan selera seseorang yang menurutmu paling baik itu justru di pandang Allah paling buruk

Boleh jadi, seseorang yang sudah terlanjur engkau cintai itu dan engkau rasa amat mencintai mu, ternyata cintanya hanya untuk mengelabui mu sesaat saja, hanya Allah yang Maha Tahu

Boleh jadi, Allah memiliki pilihan yang jauh lebih baik lagi dari pilihan mu saat ini yang sudah engkau anggap baik.

*Laa tahzan untuk penanti jodoh ^^

Cekidot => http://awas-kesetrum-cinta.blogspot.com/2012/10/kadang-jodoh-memang-di-rahasiakan.html

Salam persahabatan, dan tebarkan senyum semangat di bumi Allah

Saling Mengingatkan Dalam Kebaikan
♥ Kadang, Jodoh Memang di Rahasiakan ♥

Mengapa Allah merahasiakan jodoh mu, sedangkan engkau merasa perlu untuk segera mengetahuinya???

Allah Maha Tahu atas apa yang Dia rencanakan

Boleh jadi, sesuatu yang menurutmu itu perlu disegerakan, bagi Allah justru harus ditangguhkan

Boleh jadi, waktu perjodohan yang engkau rencakanan itu paling ideal bagimu, tetapi Allah memiliki rencana lain bertepatan dengan waktu yang engkau inginkan

Boleh jadi, ciri-ciri dan selera seseorang yang menurutmu paling baik itu justru di pandang Allah paling buruk

Boleh jadi, seseorang yang sudah terlanjur engkau cintai itu dan engkau rasa amat mencintai mu, ternyata cintanya hanya untuk mengelabui mu sesaat saja, hanya Allah yang Maha Tahu

Boleh jadi, Allah memiliki pilihan yang jauh lebih baik lagi dari pilihan mu saat ini yang sudah engkau anggap baik.

*Laa tahzan untuk penanti jodoh ^^

Cekidot => http://awas-kesetrum-cinta.blogspot.com/2012/10/kadang-jodoh-memang-di-rahasiakan.html

Salam persahabatan, dan tebarkan senyum semangat di bumi Allah

Saling Mengingatkan Dalam Kebaikan
Hormat kami kepada para pembaca setia :D

PENELITIAN ILMIAH PENGARUH BACAAN AL QURAN PADA SYARAF, OTAK DAN ORGAN TUBUH LAINNYA

Photo: PENELITIAN ILMIAH PENGARUH BACAAN AL QURAN PADA SYARAF, OTAK DAN ORGAN TUBUH LAINNYA, .. MENAKJUBKAN! ...

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

** Sumber : http://ceritateladan.com/2011/10/inilah-manfaat-ilmiah-membaca-al-quran/

Silahkan LIKE halaman Motivasi & Inspirasi Indonesia.
“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an
”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

** Sumber : http://ceritateladan.com/2011/10/i

Sabtu, 06 Oktober 2012

Menangis dan Tertawa dalam Islam


TANGISAN
 
Isak tangis orang dewasa tidaklah sama dengan tangisan anak kecil. Menangis bukanlah aib, bukan pula pintu kesengsaraan. Terkadang tangisan dapat menghidupkan hati, menghapus kesalahan dan mendatangkan ampunan ar-Rohman. Dan jangan dikira tertawa atau menertawakan sesuatu adalah hal yang sepele. Apalagi yang menjadi bahan lelucon adalah syari’at Islam yang mulia. Dalam Islam, tertawa dan menangis ada rambu-rambu syar’inya, namun masih banyak saudara kita belum mengetahuinya. Benarlah bahwa hal-hal yang dianggap remeh oleh sebagian kalangan ternyata jika dikaji secara rinci merupakan hal yang perlu diwaspadai.

“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mener­tawakan dan tidak menangis. Sedangkan kamu melalaikannya? Maka bersujud lah kepada Alloh dan sembahlah (Dia).” (QS. an-Najm 1531: 59-62)

MAKNA AYAT SECARA UMUM
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, ketika menafsirkan ayat ini berkata :
“Ayat ini ditujukan kepada para pendusta Ro­sululloh Shallallahu ‘alaihi wasallam.Pertanyaan pada ayat ini menun­jukkan ingkar dan heran, mengapa mereka mendustakan Rosululloh          , yang membawa ayat dan bukti yang benar. Bukankah Rosu­lulloh Shallallahu ‘alaihi wasallam, pemberi peringatan seperti para utusan sebelumnya. Mengapa mereka tidak khawatir disiksa se­perti disiksanya pendusta risalah para utusan sebelumnya. Oleh sebab itu Alloh Ta’ala berkata : “Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini wahai pendusta Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wasallam? Sehingga kamu menertawakan pemberi­taan berupa al-Qur’an ini ?
Kamu menertawakan hukum-hukumnya, me­nertawakan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wasallam, menertawakan ibadahnya dan menghinanya. Kalian merasa heran dan menertawakan dia Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mengapa kamu tidak menangis ketika mende­ngar al-Qur’an karena rasa takut kepada Alloh Ta’ala dan tidak mau kembali kepada yang haq ? Akan tetapi hatimu bertambah keras? – maka kami berlindung kepada. Alloh Ta’ala dari hati yang keras ini- dan mengapa kamu menjadi orang yang melupakan al-Qur’an dengan sen­da guraumu dan nyanyianmu? Sebagian kamu bila mendengar ayat Alloh, kamu menyanyi, bukankah itu sifat orang kafir, Alloh ‘Azza wa jalla berfirman : “Dan orang-orang yang kafir berkata : “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka.” (QS. Fushshilat 1411: 26)

MENGAPA BAYI LAHIR MENANGIS
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu Rosululloh Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda :
“Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali telah disentuh oleh setan sehingga ia menangis, kecuali Maryam dan putranya.” 
Oleh karena itu orang tua sebaiknya segera memohon perlindungan kepada Alloh Ta’ala untuk anak dan keturunannya yang sedang lahir dari godaan setan yang terlaknat. Silakan membaca surat Ali Imron ayat 31.

BILA MENANGIS MEMBAWA MALAPETAKA
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda : “Sesungguhnya Alloh Ta’ala tidak menyiksa karena air mata atau karena kesedih­an hati. Tetapi Dia menyiksa atau mengasihi sebab ini, -beliau menunjuk ke lidah beliau-.” . Maksudnya Alloh Ta’ala menyiksa karena ratapan yang diucapkan lidah ketika menolak takdir Alloh Ta’ala atas si mayit.
Meratapi orang mati adalah hal yang tercela karena menunjukkan pelakunya tidak beriman kepada takdir Alloh Ta’ala atau tidak ridho ketentuan Alloh Ta’ala.
Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anha berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengambil bai’at (janji setia) pada kami agar tidak meratapi kematian.”
Tatkala suami Ummu Salamah radhiyallahu anha meninggal dunia, Ummu Salamah          radhiyallahu ‘anha hendak menangis bersama wanita yang datang di rumahnya, lalu Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda : “Apakah kamu akan memasukkan setan di rumah yang Alloh Ta’ala telah mengusirnya.” Beliau mengulangi dua kali. Lalu Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha diam dan tidak menangis lagi. 
Ibnul Mubarok rahimahullah, berkata : jeritan tangisan akan berbahaya kepada si mayit apabila sebe­lum meninggal dunia si mayit tidak melarang keluarganya dari meratap. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ber­sabda :“Sesungguhnya mayat disiksa lantaran tangisan keluarganya.” 
Inilah salah satu contoh menangis yang berbahaya. Demikian juga tangisan ketika dirinya atau keluarganya terkena musibah. Manusia memang boleh bersedih tetapi tidak boleh menangis  dengan mengeraskan suara.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Mua’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu: “Barangkali kami akan melewati masjidku dan kuburanku.” Lalu Mua’adz menangis karena sedih. Lantas Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Jangan menangis wahai Mu’adz, sungguh menangis dengan keras adalah perbuatan setan.” [7]

KEUTAMAAN MENANGIS KARENA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA
Menangis pada umumnya karena sedih, sakit atau tertimpa musibah. Akan tetapi terkadang karena rasa gembira dan haru, semuanya itu hu­kumnya boleh asal tidak seperti tangisan jahiliyah.
Menangis terkadang mendapat pahala bila di­karenakan takut siksaan Alloh, seperti orang yang berbuat maksiat lalu dia sadar dan istighfar, atau menangis karena mengingat kebesaran kekua­saan-Nya atau berharap rohmat dan surga-Nya. Menangislah karena takut kepada Alloh Ta’ala.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Tidaklah masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Alloh.” [8]
Ibnu ‘Ajlan rahimahullah berkata : “Setiap tetesan air mata yang mengalir karena membaca al-Qur’an maka dia dirohmati oleh Alloh Ta’ala.” [9]
Adapun di antara contoh menangis karena ta­kut kepada Alloh Ta’ala adalah :
1. Menangis ketika sedang sholat
Dari Muthorrif dari ayahnya, dia berkata : “Aku. melihat Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sholat, dan di dada­nya ada suara seperti suara air yang mendidih karena menangis.”[10]
2. Menangis tatkala membaca al-Qur’an atau membaca Sunnah Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Apabila dibacakan ayat-ayat Alloh Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS. Maryam [19]:58)
Ibnu Umar  radhiyallahu ‘anhu, ketika membaca Surat al-Hadid ayat 16 (yang artinya): “Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Alloh.” beliau radhiyallahu ‘anhu menangis se­hingga membasahi jenggotnya dan berkata : “Wa­hai Alloh.” [11]
3. Menangis pada saat berdzikir dan berdo’a ke­pada Alloh Ta’ala.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda : “Ada tujuh orang yang akan mendapat naungan pada hari kiamat, tidak ada naungan kecuali naungan-Nya …
“…Dan orang yang berdzikir kepada Alloh dengan bersepi lalu menetes air kedua matanya… “ [12]
4. Menangis saat melintasi daerah yang berge­limang kemaksiatan.
Abdulloh bin Umar radhiyallahu ‘anhu, berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata kepada Ashabul Hijr : ‘janganlah kalian memasuki daerah suatu kaum yang telah disik­sa, kecuali dengan menangis. Kalau kamu tidak menangis, janganlah memasuki daerah mereka agar kalian tidak tertimpa apa yang menimpa me­reka.” [13]
5. Menangis apabila keluarga dan masyarakat meninggalkan sholat atau berbuat maksiat.
Az-Zuhri rahimahullah, berkata : “Saya datang kepada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu di Damaskus dan ia sedang menangis. Lalu saya bertanya : ‘Mengapa engkau menangis?’ Ia menjawab : ‘Saya tidak tahu lagi amal yang aku dapati di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masih dipedulikan orang sekarang, selain sholat, itu pun sudah disia-siakan.” [14]
6. Menangis ketika mendengar khutbah atau ceramah.
Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, berkata : “pada suatu hari Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berada di atas mimbar lalu bersabda : ‘Ada seorang hamba yang diberi pilihan Alloh Ta’ala antara diberi kemewahan dunia atau di­beri sesuatu yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya.’ Setelah itu Abu Bakr  radhiyallahu ‘anhu, tampak menangis.” [15]
7. Menangis bila menjumpai ulama sunnah sakit mendekati ajalnya.
Said bin Jubair, berkata : “Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu; pernah bertanya : ‘Apakah hari Kamis itu?’ lalu be­liau menangis hingga air matanya membasahi ba­tu-batu kerikil. Aku bertanya : ‘Wahai Ibnu Abbas, ada apa dengan hari Kamis?’ Beliau menjawab : ‘Pada hari itu penyakit Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bertambah parah kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kemarilah, aku akan menyampaikan untukmu suatu wasiat sehingga kamu tidak akan tersesat setelahku…’.” [16]
8. Menangis karena mengingat dosa
Tholhah Ibnu Mushorif rahimahullah berkata : “Ada orang yang berbuat dosa, maka setiap dosa yang dia ingat dia menangis.” [17]
9. Menangis ketika mendengar adzan
Al-Qodhi Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah menangis di masjid ketika mendengar adzan hingga pasir di hadapannya basah olehnya. [18]
10. Menangis ketika berkhutbah
Abu Zaid rahimahullah berkata : “Saya melihat Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, menangis di atas mimbar, tidak mampu bicara karena tangisannya sangat kuat.” [19]

WASPADALAH DENGAN TANGISANMU
Suatu ketika orang-orang munafik merasa gembira karena tidak ikut berperang bersama Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan mereka mengacau orang yang hendak berperang, maka Alloh Ta’ala mengi­ngatkan dengan ayat-Nya :
“Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu me­reka kerjakan.” (QS. at-Taubah [9]: 82)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menerangkan ayat ini : “Dunia ini hanya sebentar, silahkan tertawa wahai orang yang suka tertawa. Jika anda meninggalkan dunia dan mengahadap Alloh Ta’ala, kalian akan menangis sepanjang masa.”
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata : “Ayat di atas menunjukkan ancaman bagi orang yang sering tertawa atau menertawakan orang. Dan bukan berarti kita disuruh menertawakan orang.”[26]



BAHAYA SERING TERTAWA


 Tertawa dapat mengeluarkan seseorang dari iman dan Islam. Tertawa yang tidak terkendali bisa berdampak buruk bagi diri dan orang lain. Sering kita jumpai awalnya orang senda gurau lalu berakhir dengan kebencian dan pertengkaran.
Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata : “Banyak dalil yang menjelaskan larangan tertawa yang berlebih­lebihan, karena sering tertawa pasti berdampak ti­dak baik.” Kemudian beliau membacakan hadits Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak mena­ngis.” [20]
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Tidak ada hari yang lebih menyedihkan bagi para sahabat dari pada hari itu.” Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata lagi : “Me­reka menutupi kepala mereka sambil terdengar isak tangis mereka.” [21]

Bahkan orang yang sering tertawa akan me­nerima dampak yang buruk. Di antara dampak itu adalah :

1. Mendapat hukuman dari Alloh Ta’ala
“Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan ba­nyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.”

2. Hati sulit mengingat Alloh Ta’ala
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguh­nya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [22]

3. Tertawa membatalkan sholat.
Jabir bin Abdulloh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Apabila se­seorang tertawa di dalam sholat maka ia ha­rus mengulangi sholatnya dan tidak mengulangi wudhunya.” [23]

4. Terkadang tertawa merupakan bentuk ejekan kepada orang, lantas bagaimana jika yang diejek adalah ahli ibadah?
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata : “Ketika Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sholat di dekat Ka’bah ada Abu jahl beserta kawan- kawannya sedang duduk-duduk di situ. Sehari sebelumnya ada unta korban disembelih. Abu jahl berkata: ‘Siapakah di antara kalian yang mau mengambil kotoran unta di Banifulan lalu meletakkannya di atas kedua pundak Muhammad sewaktu ia sujud? Bangkitlah seorang yang paling jahat di antara mereka dan segera mengambil kotoran itu. Di saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, ia letakkan kotoran itu di atas kedua pundak beliau. Lalu mereka pun tertawa terpingkal-pingkal sambil saling melirik, sedangkan aku berdiri menyaksikan kejadian itu. Seandainya aku mempunyai kekuatan, niscaya akan aku buang kotoran itu dari punggung Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap saja bersujud, tidak mengangkat kepalanya hingga seseorang mengabarkan kepada Fathimah. Kemudian Fatimah yang saat itu masih gadis kecil datang membuang kotoran dari tubuh ayah-nya. “ [24]

5. Orang yang suka mengundang tawa biasanya berbohong untuk membuat orang lain tertawa.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Celakalah orang yang berbicara padahal ia berbohong, hanya sekadar untuk membuat orang-orang lain tertawa. Celakalah dia, dan celakalah dia.” [25]
Hadits ini merupakan peringatan bagi para pelawak dan da’i yang ceramahnya mengundang tawa hadirin.

6. Menertawakan Alloh Ta’ala, ayat-ayat-Nya dan Rosul-Nya akan menyebabkan jatuh kepada perbuatan kufur.
Bacalah surat at-Taubah ayat 65-66, dan bacalah firman-Nya :
“Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka menertawakannya.” (QS. az-Zukhruf [43]: 47)

7. Menertawakan orang-orang yang mengamalkan Sunnah.
Mereka dihukum Alloh  Ta’ala dengan dilupakan dari mengingat Alloh Ta’ala.
“Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mener­tawakan mereka.” (QS. al-Mu’minun [231: :110)

8. Orang yang suka menertawakan urusan agama adalah pendusta wahyu dan utusan Alloh Ta’ala.
Baca surat az-Zukhruf [43]: 47, surat an-Ni­sa’[4]:140, al-An’am [6]: 5 dan 10, at-Taubah [9]: 64 dan 65, ar-Ro’du [13]: 32, al-Hijr [15]: 11, al-Kahfi [18]: 56 dan 106, al-Anbiya’ [21]: 36 dan 41, al-­Furqon [25]:41, ar-Rum [30]: 10, dan surat lainnya.


PENYANYI ADALAH PENERTAWA AL-QUR’AN
Janganlah kita membenarkan adanya dakwah yang diiringi dengan lagu, nasyid, rebana dan semisalnya.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika menafsirkan ayat pemba­hasan kita ini berkata : “Maksud ayat, “Sedang kamu melengahkannya” mereka itu adalah penyanyi ketika mendengar ayat al-Qur’an dan berlagak sombong.
Ibnul Qoyyim al-Jauzi rahimahullah berkata : “Jika ayat ini dipahami nyanyian maka itu pemahaman yang benar, karena nyanyian mengakibatkan orang benci mendengarkan al-Qur’an, dan orang yang menyanyi suka Benda gurau, melupakan al-Qur’an, berpaling dan berlagak sombong. Ini semua membuat orang lupa ibadah. [27].
Dalam kitabnya Adabul Qodho’, Imam Syafi’i rahimahullah berkata : “Orang yang sering mendengarkan nyanyian tidak boleh menjadi saksi dan kesaksiannya batal.” Lalu beliau rahimahullah membacakan surat an‑ Najm [53] ayat 59-61 dan surat Luqman [31] ayat 6
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya “Sesung­guhnya Alloh melarang dua suaranya orang yang bodoh: berdendang riang pada saat mendapat nikmat dan suara tangisan pada saat terkena musibah (mer­atapi kematian).” [28]
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata : “Nyanyian adalah awal mula zina.” Makhul             , berkata : “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati. [29]

KAPAN PENERTAWA AKAN DITERTAWAKAN?
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebelum menyeru umat agar beribadah kepada Alloh Ta’ala dan tidak menyekutu­kan dengan lainnya, beliau diberi gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Tetapi setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru manusia agar beribadah kepada Alloh Ta’ala saja, gelar beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diganti dengan sya’ir majnun (penyair gila)[30] kahin (dukun dan para normal)[31].
Setiap utusan Alloh Ta’ala sebelum Rosululloh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam digelari dengan sahirun/majnun (tukang sihir atau gila)[32].
Begitu pula pada zaman sekarang ketika dak­wah salafus sholih menyebar di masyarakat, para da’inya dicela, orang berjenggot dan bercelana di atas mata kaki dicaci dan dihina, padahal mereka mengamalkan Sunnah Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Alloh Ta’ala mengingatkan kaum muslimin, se­benarnya siapa pelaku pencela Sunnah Rosu­lulloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam?
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah me­reka yang menertawakan orang-orang yang beriman.” (QS. al-Muthoffifin [83]: 29)
Mereka melirikkan mata ketika bertemu de­ngan orang yang beriman, orang beriman dicap orang tersesat. Walaupun demikian kaum mus­limin hendaknya bersabar dan tetap istiqomah di atas yang benar sebagaimana istiqomahnya para utusan Alloh Ta’ala dan para sahabatnya. Kelak pada hari kiamat orang mukmin akan menertawakan mereka.
Firman-Nya :
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menerta­wakan orang-orang kafir.” (QS.al-Muthofifin [83]: 34)

KAPAN KITA BOLEH TERTAWA?
1. Saat hati gembira atau ada sebab lain yang dibenarkan syar’i.
Tertawa yang diperbolehkan adalah tertawa yang tidak mengeraskan suara seperti kebiasaan orang jahiliyah, akan tetapi cukup senyum dan boleh menampakkan gigi seri
“Sesungguhnya aku dilarang meratap. Dilarang dua su­ara yang jahat: mengeraskan suara ketika tertawa pada saat mendapatkan nikmat, bermain-main, senda gurau dan terompet setan, dan dari suara jeritan menangis pada saat kena musibah, menggaruk wajah, menyobek saku dan teriakan setan.” [33]

2. Saat memberi sesuatu kepada orang lain
Anas bin Malik berkata radhiyallahu ‘anhu: “Aku pernah berjalan bersama Rosululloh              beliau mengenakan selendang dari Najran yang pinggirnya kasar. Tiba-tiba seorang badui berpapasan dengan beliau, lalu menarik selendang beliau dengan kuat. Ketika aku memandang ke leher Rosululloh, ternyata pinggiran selendang telah membekas di lehernya karena kuatnya tarikan. Orang itu kemudian berkata : “Hai Muhammad, berikan aku sebagian dari harta Alloh Ta’ala yang ada padamu. Rosululloh, berpaling kepadanya, lalu tertawa dan memberikan suatu pemberian kepadanya.” [34]

3. Saat bergembira ketika mendapatkan nikmat terutama nikmat iman dan Islam
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata : “Ketika Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama kami, tiba-tiba beliau terlena sesaat, kemudian beliau mengangkat kepala sambil tersenyum. Kami bertanya : ‘Wahai Rosululloh, apa yang membuat Anda tertawa?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : ‘Baru saja satu surat diturunkan kepadaku, yaitu surat al-Kautsar.” (Shohih Muslim 607)

4. Senyum bila menjumpai saudara yang beriman.
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jangan meremehkan kebaikan, walaupun hanya sedikit semisal berwajah ceria (senyum) ketika bertemu dengan teman.” [35]
Senyum seperti ini sungguh sangat baik, karena menunjukkan lapang dada. Tetapi harus benar dalam penempatannya. Di antara senyuman yang dianjurkan adalah senyumnya istri kepada suami, orang tua kepada anaknya atau sebaliknya, tuan rumah kepada tamunya, dan kepada manusia secara umum walaupun kepada orang yang hati kita kurang senang kepadanya.


DO’A MENGHILANGKAN DOSA TERTAWA
Terkadang manusia lalai atau lupa sehingga salah dalam berbicara bahkan kadang tanpa disadari telah menyakitkan hati orang lain. Sebaiknya orang yang suka tertawa atau bergurau segera istighfar dan banyak berdo’a.
Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata : “Saya mendengar Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a : “Ya Alloh, ampunilah dosaku, kebodohanku, kebo­rosanku dalam urusanku, dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Alloh am­punilah diriku, kesalahanku, kesengajaanku, kebodohanku, senda gurauku dan semuanya yang ada padaku. Ya Alloh, ampunilah diriku dari dosa yang aku lakukan, apa yang aku sembunyikan, apa yang aku tampakkan. Engkau yang memajukan, Engkau yang mengundurkan, dan Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” [36]
Akhirnya semoga semua amal kita senantiasa sesuai dengan Sunnah Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tangisan dan tawa yang diridhoi oleh Alloh Ta’ala.
Sumber: Majalah Al-Furqon, edisi: 12 thn ke 9 Rojab 1431.H, Juni/Juli 2010.M